![]() |
sumber gambar: https://bandungraya.inews.id/ |
Cerita-cerita yang dipercaya masyarakat tradisional yang berkembang dan tersebar dari generasi ke generasi telah melahirkan konsep ingatan dan kepercayaan kolektif. Ingatan dan kepercayaan tersebut mewujud menjadi mitos. Di dalam banyak tradisi masyarakat di Indonesia, mitos terlahir dari mite, sebuah cerita yang melibatkan kekuatan adikodrati, yakni kekuatan para Dewa. Dalam budaya Sunda, mite seringkali mengisahkan para Dewa yang turun ke bumi dengan misi tertentu. Penelitian ini membahas mite Sanghyang Kenit yang dulu dianggap cerita suci. Mite Sanghyang Kenit dibahas dalam perspektif ganda, yakni sebagai cerita masa lalu dan sebagai artefak budaya yang mewujud menjadi destinasi wisata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan objek cerita sebagai data. Selain itu, matriks SWOT (kekuatan/strenghts); (kelemahan/weaknesses); (peluang/opportunities); dan ancaman/threats) digunakan untuk menganalisis Sanghyang Kenit sebagai destinasi wisata dilihat dari keunikan, keaslian, dan kelangkaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mite Sanghyang Kenit dapat menjadi daya tarik wisata alam di desa Rajamandala Kulon, kabupaten Bandung Barat, yakni dengan dibuktikannya adanya kesinambungan antara mite dengan potensi daya tarik wisata.
Artikel lengkap dapat diunduh pada tautan berikut
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
https://drive.google.com/file/d/1sEi4fYm8SRccndWpGzw6BccSq_xmljEw/view?usp=sharing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar