![]() |
sumber gambar: https://www.dictio.id/t/ |
Budaya dapat dikaji dengan berbagai disiplin ilmu, seperti strukturalisme, pragmatik, dan semiotik. Jadi dengan kata lain, ada sumbangan yang diberikan oleh ilmu-ilmu tersebut dalam kajian budaya. Srukturalisme adalah paham yang menyatakan bahwa segala hal tidak dapat dipahami secara terpisah dari hal lain, melainkan harus dilihat dalam konteks struktur yang lebih besar. Paham strukturalisme bermula di Perancis pada tahun 1950-an dan pertama kali muncul dalam karya antropolog Clade Levi Strauss dan Roland Bhartes. Jadi, dengan kata lain pengkajian budaya harus dilihat sebagai satu struktur besar yang komprehensif dan tidak secara parsial. Misalnya, ketika kita mengkaji budaya Sunda, maka budaya Sunda tersebut harus dilihat secara menyeluruh dalam konteks yang utuh tidak terpisah. Artinya budaya Sunda secara keseluruhan bukan sebagian atau terpisah-pisah.
Pragmatik melihat syarat-syarat suatu hal sebagai sebuah keserasian dan hal tersebut mempunyai “keuntungan” tersendiri. Di bidang Linguistik, pragmatik diartikan berkenaan dengan syarat-syarat yang mengakibatkan serasi tidaknya pemakaian bahasa dalam komunikasi. Penelitian kajian budaya juga tidak bisa terlepas dari pragmatik karena bagaimanapun peran pragmatik tidak bisa dihindari. Contohnya, ketika kita mengkaji bahasa suatu daerah yang mempunyai tingkatan-tingkatan –seperti di masyarakat Sunda- maka peran pragmatik dapat membantu kajian budaya tersebut.
Selain strukturalisme dan pragmatik yang mempunyai peran penting dalam kajian budaya, semiotik pun berpengaruh karena semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda-tanda. Dalam mengkaji suatu budaya, sistem tanda tidak dapat dipisahkan. Contoh yang paling sederhana adalah penggunaan media “warna” di setiap daerah dengan kebudayaan berbeda tentu akan juga mempunyai perbedaan dalam penginterpretasiannya. Untuk orang yang meninggal dunia untuk sebagian masyarakat menggunakan bendera kuning, mungkin hal tersebut tidak berlaku untuk daerah yang lain. Begitupun tanda-tanda yang lain yang terangkum dalam sistem semiotika. Dengan demikian, strukturalisme, pragmatik, dan semiotika mempunyai peran yang tidak sepele dalam pengkajian budaya.
Ketiga disiplin ilmu tersebut dapat membantu dalam mengkaji budaya. Selain itu, kecenderungan ragam budaya di Indonesia yang sangat majemuk dan beragam dapat dilihat sebagai ragam budaya dengan kriteria budaya kontak tinggi dan bersifat kolektivistik.
Budaya masyarakat dengan budaya kontak tinggi adalah budaya masyarakat yang menggunakan kontak fisik sebagai bentuk penyampaian informasi secara implisit. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat dengan budaya kontak tinggi karena memang selalu “mementingkan” kontak fisik untuk menyampaikan perasaan. Seperti: berjabat tangan, berpelukan, cipika-cipiki (semua menandakan keakraban dan rasa senang ketika bertemu dengan orang yang dianggap sudah dekat).
Selain budaya kontak tinggi, masyarakat Indonesia juga bersifat kolektivistik. Artinya, jiwa kebersamaan dan gotong royongnya sangat tinggi. Sangat bergantung dengan orang-orang sekitarnya. Misalnya, di masyarakat kita sangat lumrah ketika membantu tetangga yang sedang membangun rumah, mengadakan resepsi, dan sebagainya. Jiwa kebersamaannya sangat tinggi, sehingga tidak salah dalam masyarakat kita ada ungkapan mangan ora mangan asal kumpul, ungkapan ini menandakan sifat masyarakat kolektif.
Ternyata banyak sekali budaya Indonesia yang dapat dikaji
BalasHapusBudaya dapat di kaji berbagai disiplin ilmu yang dapat membantu dalam mengakaji budaya dan ragam budaya di Indonesia
BalasHapusTerima kasih ilmunya, pak😄
BalasHapusWawasan yang baru ternyata banyak sekali budaya yang tidak saya ketahuilah dari artikel ini saya dapat memahami budaya " yang dapat dikaji
BalasHapusSetelah membaca artikel ini, ternyata banyak sekali hal yang baru saya ketahui mengenai budaya. Adanya penjelasan mengenai ilmu semiotik sudah menjawab pertanyaan yang selalu saya renungkan ketika bertemu dengan budaya baru, seperti mengapa di budaya A warna inilah yang menjadi ciri khasnya, dan lain-lain.
BalasHapusArtikel ini khususnya dapat membantu saya untuk melihat lebih dalam pada mekanisme budaya. Setiap wilayah di Indonesia dan tentunya di seluruh negara memiliki budaya yang unik pada sendirinya, perbedaan-perbedaan budaya inilah yang mesti kita terima, hormat dan lebih mengapresiasikan nya agar hidup dapat terasa lebih berwarna.
BalasHapusDari artikel ini yang berjudul kan mengenai budaya dalam kajian saya belajar dan menambah wawasan secara luas lagi khususnya mengenai mekanisme budaya , sejarah , serta perbedaan antara budaya yang mesti kita hormati dan apresiasi kan dalam kehidupan sehari-hari
BalasHapusSetelah membaca dari artikel ini, saya dapat memahami bagaimana caranya kita bisa terbuka dengan budaya baru, dimana kita harus bisa beradaptasi dengan budaya baru yang ada di sekeliling kita, sehingga kita bisa saling menghargai budaya satu sama lain dengan keterbukaan tanpa ada perselisihan di antara budaya kita dan budaya orang lain. Selain itu juga setelah membaca artikel ini wawasan saya menjadi luas tentang dari apa itu budaya secara makna yang luas.
BalasHapusPerbedaan budaya memang harus di maklumi, karena itu salah satu cara agar kita bisa saling mengerti satu sama lain, membuka suatu wawasan baru dari perbedaan budaya.
BalasHapusSetelah membaca artikel ini wawasan saya menjadi luas tentang budaya secara makna yang luas, ragam budaya di Indonesia, sejarah, serta perbedaan budaya yang mesti kita apresiasi kan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita bisa menghargai atau menghormati budaya satu sama lain tanpa ada perselisihan.
BalasHapus