Tradisi
lisan dan folklor menjadi genre sastra yang mempunyai keunikan tersendiri.
Genre sastra ini berkaitan erat dengan kondisi kepercayaan masyarakat pemiliknya.
Genre ini di antaranya dapat berupa puisi rakyat, prosa rakyat, dan lain
sebagainya. Dari semua bentuk genre folklor yang paling menarik dan cukup
familiar adalah cerita prosa rakyat. Prosa rakyat dapat dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu: mite (myth), legenda (legend), dan dongeng (folktale).
Mite adalah cerita tradisional, peristiwa yang
dibayangkannya berupa peristiwa masa lalu, yang sudah tidak diketahui lagi
kapan peristiwa itu terjadi, para pelaku terdiri atas manusia suci atau manusia
yang mempunyai kekuatan supernatural. Mite di Indonesia biasanya menceritakan
terjadinya alam semesta (cosmogony);
terjadinya susunan para dewa; dunia dewata (pantheon);
terjadinya manusia pertama dan tokoh pembawa kebudayaan (culture hero); terjadinya makanan pokok untuk pertama kali. Contoh
mite Dewi Sri.
Legenda adalah cerita tradisional yang dihubungkan
dengan peristiwa dan benda yang berasal dari masa lalu; pelaku dibayangkan
sebagai pelaku yang betul-betul pernah hidup pada masyarakat masa lalu; pelaku
melakukan kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat.
Legenda seringkali dipandang sebagai “sejarah”
kolektif (folk history). Legenda
biasanya bersifat migratoris, yakni dapat berpindah-pindah sehingga dikenal
luas di daerah-daerah yang berbeda, misalnya legenda Malin Kundang dan Si
Tanggang yang dapat migrasi dari setiap kelompok kebudayaan. Ada empat bagian
legenda, yakni: legenda keagamaan (religious
legend); legenda alam gaib (supernatural
legend); legenda perseorangan (personal
legend); dan legenda setempat (local
legend).
Legenda keagamaan, yang termasuk ke dalam jenis ini
adalah legenda orang suci (saints)
Nasrani. Legenda demikian telah diakui dan disahkan oleh Gereja Katolik Roma
dan menjadi kesusasteraan agama yang disebut hagiography. Di masyarakat Indonesia sendiri legenda keagamaan
adalah mengenai orang-orang saleh atau para wali, di antaranya Syeh Adul Muhyi
Pamijahan, Syeh Siti Jenar, dsb. Legenda alam gaib, biasanya berbentuk cerita
yang dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang (memorat). Legenda ini besifat takhyul.
Contohnya cerita tentang hantu, gendoruwo, kuntilanak, dsb.
Legenda perseorangan, cerita mengenai tokoh-tokoh
tertentu yang dianggap oleh yang empunya cerita benar-benar terjadi. Contohnya
legenda Panji di Jawa Timur dan legenda Jayaprana di Bali. Legenda setempat:
berhubungan erat dengan nama suatu tempat, natempat, dan bentuk topografi.
Contohnya, Asal Mula Gunung Tangkuban Perahu, asal mula Kota Cirebon, dsb.
Dongeng adalah cerita tradisional yang pelakunya
dibayangkan seperti dalam kehidupan sehari-hari; perbuatan yang dilakukan oleh
pelaku kebanyakan perbuatan biasa. Akan tetapi terdapat juga perbuatan yang
mengandung keajaiban; latar tempat terjadinya peristiwa adalah latar yang
dikenal sehari-hari; oleh masyarakat pemiliknya dongeng tidak diperlakukan
sebagai sesuatu yang benar-benar pernah
terjadi atau sebagai suatu kepercayaan.
Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan walaupun banyak juga dongeng yang berisi nilai moral (nasihat) atau bahkan sindiran. Dongeng dapat dibagi dalam empat golongan besar, yakni: dongeng binatang (animal tales/fabel); dongeng biasa (ordinary tales); dongeng berumus (formula tales); dan lelucon dan anekdot (jokes and anecdotes).
Heri Isnaini (IKIP Siliwangi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar